Sejarah Kapas dari Mesir Kuno hingga Revolusi Industri

Kamis, 22 Oktober 2015


 tanaman kapas
Kapas adalah tumbuhan asli daerah tropis dan sub tropis serta memiliki banyak spesies yang dibudidayakan di seluruh dunia.
Kapas memiliki serat lembut dan terdapat biji di dalamnya. Serat ini bisa dipintal menjadi benang yang kemudian digunakan untuk membuat kain katun yang nyaman digunakan di iklim tropis yang hangat.
Dari awal sederhana pada peradaban kuno, kapas berubah menjadi sebuah industri modern yang vital bagi perekonomian dunia saat ini.
Awal Penggunaan Kapas dalam Peradaban Manusia
Bukti tertua penggunaan kapas ditemukan oleh para arkeolog dari gua-gua Meksiko di mana sisa kain katun ditemukan dan diperkirakan berasal dari 8000 tahun yang lalu.
Kapas diketahui ditanam oleh orang-orang dari Peradaban Lembah Indus sejak tahun 3000 SM.
Selama periode yang sama, Mesir Kuno dan Peru Kuno telah membudidayakan kapas dan menenun seratnya menjadi kain.
Dari Peradaban Lembah Indus, seni membuat pakaian dari serat kapas kemudian menyebar ke Mediterania dan seterusnya.
Sejarah kapas di Eropa bisa dilacak pada sekitar abad ke-1 masehi ketika dibawa ke sana oleh para pedagang Arab.
Meskipun legislasi yang disahkan pada tahun 1700-an di Inggris menghambat penyebaran tekstil katun untuk koloni Inggris, biji kapas ditabur dan ditanam di wilayah Amerika yang dijajah oleh Spanyol.
Orang Spanyol tercatat menanam benih kapas di Florida dan Virginia pada tahun 1556 dan 1607.
Pada awal tahun 1600-an, kapas dibudidayakan oleh kolonis sepanjang Sungai James di Virginia.
Pasca Revolusi Industri
Dengan berawalnya Revolusi Industri di Inggris, industri kapas muncul sebagai penyokong utama perekonomian Inggris.
Penemuan mesin pintal “spinning jenny” dan “spinning frame” mempercepat proses produksi benang dan kain katun.
Pada tahun 1793, Eli Whitney dari Amerika Serikat menemukan mesin pemisah biji kapas yang lebih lanjut meningkatkan kapasitas produksi kain katun.
Didukung kemajuan teknologi, Inggris mulai memproduksi kain katun berkualitas tinggi pada tingkat yang jauh lebih cepat dari koloninya.
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, selama ekspansi Inggris di India, unit produksi kapas di India tidak dapat bersaing dengan kain katun yang diproduksi oleh wilayah lain.
Oleh karena itu, dari menjadi penyedia utama bahan katun, India kemudian sekedar menjadi pemasok kapas mentah ke Inggris.
Sekitar waktu yang sama, kapas Amerika menjadi sangat populer karena kualitas unggul yang dimilikinya.
Pada pertengahan abad ke-19, perkebunan kapas dari negara-negara Amerika Selatan yang terutama dikerjakan oleh budak Afrika, menjadi tulang punggung perekonomian seluruh negeri.
Selama Perang Saudara Amerika, negara-negara selatan menghentikan ekspor kapas terkenal ‘King Cotton’ ke Inggris dalam upaya untuk memaksa Inggris agar mengakui Negara Konfederasi atau untuk bergabung perang di pihak mereka.
Hal ini membuat pembeli kapas di Inggris dan Perancis berinvestasi dalam kapas Mesir.
Namun, dengan berakhirnya Perang Saudara di AS, Eropa meninggalkan pasar Mesir dan kembali ke kapas Amerika.
Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi industri kapas Mesir dan menyebabkan kebangkrutan negara itu pada tahun 1876.
Sampai saat ini, kapas tetap menjadi sumber pendapatan utama bagi Amerika Serikat sekaligus berperan sebagai pemasok sebagian besar kapas dunia

0 komentar:

Posting Komentar